Senin, 05 Maret 2012

Amal Kebajikan yang terus menerus

Amal (kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng(terus menerus meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

Selasa, 12 Februari 2008

KEISTIMEWAAN MEMBACA ISTIGHFAR

Istighfar kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang dahsyat, agung dan indah, dalam hidup di dunia dan akhirat. Istighfar memiliki dua makna; yang pertama satara yang mempunyai maksud ghafara. Setiap kali kita mengucapkan astaghfirullahal'azhim, berarti kita minta ampun kepada Allah, agar dimaafkan kesalahan kita dan ditutupi aib-aib kita. Semakin sering kita beristighfar, semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan dan segala macam aib. Karena itu Allah sangat mencintai hamba-Nya yang selalu beristighfar. Allah berfirman:

اِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ

“Sesungguhnya Allah sangat menyukai hambanya yang selalu bertobat/beristighfar.” (al-Baqarah [2]: 222)

Sebagai manusia biasa, kita tidak pernah luput dari dosa, dengan kita melanggengkan Istighfar dosa-dosa yang ada dalam diri kita akan dibersihkan oleh Allah s.w.t.. Istighfar merupakan kewajiban dan kebutuhan kita, agar Allah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.

Yang kedua aslaha, setiap kali kita mengucapkan astaghfirullah, berarti kita meminta kepada Allah dan memohon kepada Allah agar Allah memperbaiki hidup kita, menguatkan akidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah (khusyuk) dan menjadikan akhlak kita mulia.

Subhanallah, satu ucapan tapi memiliki dua keinginan. Karena itu tidak heran jika hamba Allah yang sungguh-sungguh beristighfar, kehidupannya semakin berkah, membawa kebaikan dan perbaikan, bahagia, tenang, senang, dan menyenangkan baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah s.a.w. bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ

“Barang siapa yang melazimkan dan mendawamkan dirinya beristighfar kepada Allah, maka Allah mudahkan saat ia sulit, ia gembirakan saat ia sedih, dan Allah beri rizki dari jalan yang tidak pernah ia duga.” (H.R. Abu Daud)

Kemudian dijelaskan dalam al-Qur`an:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُّرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku katakan kepada mereka; Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula (di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh [71]:10-12)

Allahu akbar, Istighfar bukan saja kewajiban tetapi juga kebutuhan kita, karena itu, Rasulullah s.a.w. tidak bangun dari tempat duduk beliau kecuali ia beristighfar kepada Allah 70 kali. Padahal beliau maksum orang yang sudah dijamin masuk surga, bebas dari dosa, namun beliau sangat rajin beristighfar kepada Allah, Seharusnya kita yang banyak dosa mengambil contoh keteladanan beliau. Astahgfirullahalazhim; ampunuilah dosa kami ya Allah. (Dikutip dari buku "30 Hari Meraih Kekuatan Zikir" karya Ust. Arifin Ilham, terbitan QultumMedia)